Minggu, 29 Januari 2012

Catatan Langkah Atas Air Mahakam (Part 1)

Hutan, Tambang Batubara, Dayak dan Sungai Mahakam merupakan ikon Borneo bagian timur ini...... KPC Click Club (KCC) berinisiatif menjadikan salah satu ikon Borneo yaitu Sungai Mahakam untuk melihat potensi wisata dan keanekaragaman kehidupan manusia, flora dan fauna di sepanjang Sungai yang "mengular" dari Hilir ke Hulu nya....


Niat tulus dan usaha persiapan yang tidak sedikit telah tiba saatnya untuk dilaksanakan. KPC Click club sebagai organizer acara KCC Ekspedisi fotografi Arung Mahakam 22 April -24 April 2011 berusaha menyajikan suatu format perjalanan yang detil, efesien dan tentunya penuh keceriaan bagi para peserta. Peserta ekspedisi yang berjumlah 18 orang terdiri dari mayoritas anggota KCC dan beberapa teman-teman yang haus akan perjalanan unik khususnya menyangkut kehidupan dan budaya Kalimantan.

Antusias serta semangat panitia dan peserta sangat terlihat dari wajah-wajah yang tersenyum. Dengan persiapan dan rencana yang matang mereka semua berharap Tuhan akan merestui perjalanan dengan mengakrabkan antara mereka dan alam. Semoga hujan, riak besar, serta halangan tidak terjadi selama itu. Amin…

Perjalanan panjang ini dimulai dari titik keberangkatan halte wisma rayah pada pukul 00.00 wita. Mobil-mobil pengantar sudah menghidupkan mesin sebagai tanda perjalanan akan segera ditempuh. 4 mobil innova yang disiapkan langsung mengarah ke tenggarong dimana perjalanan ini akan dilanjutkan dengan kapal. Perjalanan darat menuju tenggarong terasa agak panjang padahal seharusnya tidak begitu. Ini dikarenakan ada beberapa peserta yang muntah dan 3 kali supir meminta berhenti untuk minum kopi dengan alasan ngantuk. Peserta wanita protes agar mereka dipindahkan ke mobil lain karena si bapak supir membuat mereka tidak nyaman dengan cara menyetirnya. Walaupun sudah diingatkan tapi tetap saja begitu. Memang menyebalkan…

Menjelang waktu subuh, peserta sampai di mesjid entah namanya apa di jalan poros samarinda-tenggarong untuk menunaikan ibadah sholat subuh bagi peserta muslim. Supir dan teman-teman peserta yang beragama lain dengan hati besar penuh toleransi menunggu di mobil dan diluar mesjid sampai yang lain selesai ibadah. Sungguh, tenggang rasa manusia Indonesia terlihat masih berada di darah para peserta. setelah peserta bersiap melanjutkan perjalanan, ternyata ada salah satu peserta wanita, sofie, baru bangun dan bersiap untuk sholat. Waduh, terpaksa peserta lain harus menunggu lagi sampai “sang putri” selesai. Setelah menunggu cukup lama, rombongan peserta bersiap kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan ke pelabuhan tenggarong.

Bersamaan dengan matahari terbit, rombongan peserta pun sampai di dermaga tenggarong yang terletak persis didepan museum tenggarong. Terlihat wajah berseri-seri dari para peserta karena melihat kapal yang akan mereka gunakan ke hulu Mahakam. Kapal besar dua lantai berwarna pink dengan susunan air conditioner diatap kapal dengan satu antena parabola memperlihatkan kemewahan dan juga tawaran kenyamanan selama arung sungai Mahakam ini. Satu persatu barang bawaan pribadi dan logistic peserta diturunkan dari mobil untuk dimasukkan ke dalam kapal. Setelah itu para peserta tidak sabar untuk langsung mangabadikan keberadaan mereka pagi itu dengan berfoto bersama didermaga dengan background kapal tersebut. Setelah dirasa cukup, peserta mulai masuk kekapal untuk bersiap berbagi kamar. Satu kamar akan diisi oleh dua orang dengan tempat bertingkat serta dilengkapi dengan Air conditioner, akan nyaman sekali perjalanan ini. Semua peserta naik ke lantai 2 di muster point untuk briefing dilanjutkan dengan pembagian teman sekamar dan juga ada safety induction singkat dari pemilik kapal. Untuk perangkat keselamatan, kapal ini boleh dikatakan sangat lengkap. Mulai dari kartu petunjuk keselamatan, life vest, alarm bahaya, serta jalur evakuasi pun ada. Pokoknya lengkap. Perjalanan yang menyenangkan dan aman.

Tepat pukul 07.00 wita deru baling-baling kapal mulai terdengar keras menandakan bahwa kapal telah mendapat izin untuk berlayar dari syahbandar. Semilir angin sungai mulai terasa menerpa kulit. Peserta mulai disuguhkan pemandangan tepi sungai yang menarik. Kehidupan masyarakat terlihat unik dengan pola kegiatan yang sebagian besar dilakukan di pinggir sungai. Mulai dari mencuci, mandi sampai buang air besar pun dilakukan diatas sungai Mahakam. Kehidupan masyarakat yang seperti inilah yang ditunggu-tunggu oleh peserta terutama yang sangat menyenangi human interest photography. Kebetulan juga pada jam tersebut merupakan saatnya masyarakat melakukan aktivitas mandi dan cuci. Masyarkat khususnya ibu-ibu yang hanya menggunakan sarung sebatas dada dengan cueknya beraktivitas walaupun terlihat kapal melintasi dan para peserta menjepretkan kameranya mengabadikan prosesi mandinya. Bapak-bapaknya pun tidak mau kalah dengan ibu-ibu, mereka pun mandi dengan cueknya. Memang seperti itulah kehidupan di tepi sungai Mahakam, walaupun terlihat sepintas seperti vulgar, mereka tetap melakukannya turun temurun.( to be Continue)











2 komentar:

  1. Tulisan dan kumpulan foto foto yang mantap .. Pak Nahwan.
    Kapa series berikutnya !!??

    BalasHapus
  2. wah. masih banyak koleksi foto yang belum keluar rupanya :)
    bagus om Nahwan.
    Hebat ya, air sungai yang tampak coklat itu jadi sandaran warga untuk keperluan sehari hari :)

    BalasHapus